GuidePedia

0
Dicekal KPK, Ratu Atut Terancam Batal Berangkat Haji yang kedua kalinya... hemm.. siapa gantinya ya???

SERANG (Pos Kota) – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pencekalan terhadap Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Tindakan cekal yang dilakukan KPK terhadap Ratu Atut Chosiyah ini bertujuan untuk mempermudah proses pemeriksaan menyusul ditangkapnya Tb Chaeri Wardhana, adik kandung Ratu Atut oleh KPK dalam kaitan dugaan suap Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar dalam sengketa Pilkada Kab. Lebak.

Atas tindakan cekal tersebut, rencana Ratu Atut Chosiyah berangkat ke Tanah Sudi untuk menunaikan ibadah haji pada 8 Oktober terancam batal. Rencananya Ratu Atut akan menunaikan ibadah haji bersama dua anaknya yaitu Andika Hazrumy dan Andiara Aprilia Hikmat serta menantu Adde Rosi Haerunnisa, isteri dari Andika Hazrumy.

Iding Mujtahidin, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Banten, mengatakan urusan pencekalan merupakan wewenang KPK. Namun jika sudah dicekal berarti kemungkinan tidak bisa berangkat. “Kalau sudah dicekal berarti tidak bisa berangkat haji. Tapi kita serahkan ke KPK. Kita lihat perkembangannya,” kata Iding kepada wartawan, Jumat (4/10) kepada wartawan.

ini dia biodata Ratu Atut Chosiyah yang Batal Haji Umroh Karena Terkait Suap ?

Lahir di Kampung Gumulung, Desa Kadubeureum, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, Banten pada 16 Mei 1962, Ratu Atut Chosiyah, SE adalah Gubernur wanita pertama di Indonesia. Ia maju bersama Djoko Munandar dalam pemilihan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten periode 2002-2007.

Dalam pemilihan di DPRD Banten, Ratu Atut dan Djoko menang. Mereka dilantik pada 11 Januari 2002. Atut menjadi wakil gubernur Banten. Namun pada tahun 2006, Djoko terjerat kasus korupsi. Ia dicopot dari jabatannya, dan Ratu Atut ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Gubernur Banten.

Saat Pilkada 2006, Ratu Atut kembali mencalonkan diri sebagai Gubernur Banten. Kali ini ia berdampingan bersama Mohammad Masduki sebagai calon wakilnya. Mereka didukung oleh Partai Golkar, PDI-P, PBR, PBB, PDS, Patriot, dan PKPB. Sebelum Pilkada berlangsung pun nama mereka berada dalam posisi puncak survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Hingga akhirnya terbukti meraih hasil 1.445.457 (40,15%) dari total 3.599.850 suara sah. KPU Provinsi Banten lalu menetapkan mereka sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih.

Sayangnya, kemenangan itu bukan tanpa hambatan. Ketiga calon gubernur lainnya yaitu Zulkieflimansyah - Marissa Haque, Tryana Sjam'un - Benyamin Davnie, dan Irsjad Djuwaeli - Mas A. Daniri menyatakan menolak dan menggugat Komisi Pemilihan Provinsi Banten, Biro Pemerintahan Provinsi Banten, dan Dinas Kependudukan Provinsi Banten. Bahkan, selain itu, pasangan Irsjad-Daniri juga mengajukan gugatan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Suasana semakin memanas. Hingga akhirnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengirim radiogram pada 4 Januari 2007 tentang keputusan presiden (Keppres) penetapan gubernur melalui Depdagri. Radiogram No 121.36/04/SJ tertanggal 4 Januari 2007 ditandatangani Sekjen Depdagri, Progo Nurjaman. Presiden meminta kepada Ketua DPRD Banten untuk mengagendakan dan menetapkan jadwal rapat paripurna istimewa dalam rangka pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih.

Melalui Sidang Paripurna Istimewa di kawasan Cipocok Jaya yang dipimpin oleh Ketua DPRD Banten, Ady Surya Dharma, inilah Ratu Atut pertama kali menoreh sejarah. Ia resmi menjabat sebagai Gubernur wanita pertama di Indonesia dan didampingi wakil gubernur terpilih Mohammad Masduki pada 11 Januari 2007 sampai 2012.

Di Pilkada 2011, sekali lagi Ratu Atut kembali berjaya. Ia yang maju bersama Rano Karno dipastikan menang dan menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Banten periode 2012-2017. Jumlah suara mereka mengalahkan pasangan Wahidin Halim-Irna Nurulita di nomor urut 2 dan Jazuli Juwaeni-Makmun Muzzaki di nomor urut 3.

Kiprahnya dipucuk pimpinan pemerintahan Banten telah menghantarkannya sebagai sosok perempuan pemimpin yang Cakap, Bijaksana dan Teruji. Dalam pandangan banyak tokoh dan masyarakat Banten, Ratu Atut dinilai sebagai putri asli Banten yang merakyat, toleran, dan relegius. Ia juga dipandang peduli terhadap kelompok masyarakat marjinal, kaum dhuafa serta pejuang hak-hak perempuan.  Riset dan Analis oleh Alya Naura

Jadi mengapa Ratu Atut Chosiyah Batal Haji Umroh Karena Terkait Suap ? kita lihat lanjutannya...

Posting Komentar

 
Top